Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah pada Kamis pagi
masih bergerak stabil di posisi Rp9.762 per dolar AS seiring dengan
penjagaan Bank Indonesia (BI) di pasar uang.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada
Kamis pagi bergerak melemah sebesar dua poin menjadi Rp9.762 dibanding
sebelumnya di posisi Rp9.760 per dolar AS.
"Rupiah masih relatif terjaga di tengah tekanan pelemahan mata uang
Asia terutama yen," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih
di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan usulan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi
sudah diakomodir dalam RAPBN 2013 yang sedang dibahas oleh pemerintah
dan DPR. Diperkirakan pembahasannya selesai dalam satu bulan ke depan.
"Kenaikan harga BBM subsidi diharapkan juga bisa memperbaiki neraca
pembayaran dan membawa penguatan nilai tukar rupiah menuju kisaran
antara Rp9.500-Rp9.700 per dolar AS," katanya.
Ia mengemukakan tingkat inflasi diperkirakan mencapai 7,2-7,7 persen
dengan rencana kenaikan harga BBM subsidi. Proyeksi kenaikan inflasi itu
kemungkinan tidak akan direspon dengan kenaikan BI rate yang
berlebihan.
"Kemungkinan BI rate akan naik 50 bps menjadi 6,25 persen merespon naiknya inflasi," katanya.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan nilai
tukar domestik kembali melemah terimbas pelemahan mata uang yen dan
euro. Namun, tekanan rupiah masih relatif terjaga.
"Pasar uang domestik masih menanti hasil kebijakan pemerintah terhadap kenaikan BBM subsidi," katanya.(rr)